Senyum
Termanis yang kini Menjadi Tangis
CINTA adalah perasaan yang sakral, tak habis kata untuk
mengartikan lima huruf yang berjejer indah. Cinta selalu menjadi topik hangat
di seantreo dunia, keberadaannya selalu menjadi teka-teki dan misteri hati.
Kalau saja kita tak pernah dilahirkan ke dunia, mungkin kita tak kan pernah
mengenal arti cinta, tak kan pernah merasa dicintai atau mencintai, juga tak
kan pernah menjadi pencinta yang tulus.
Siang itu adalah hari sabtu,,
pertemuan pertamaku dengannya setelah menjadi sepasang kekasih.. Aku teramat
bahagia untuk itu,, aku berusaha untuk tampil istimewa di depannya,, memilih
baju, sandal, tas, jeans dan jilbab yang matching untuk ku kenakan pada
pertemuan itu.. Aku seolah menjadi wanita paling bahagia di seantreo dunia,,
karena bisa menjadi wanita terpilih dari sekian banyak wanita yang menyukainya.
Usia kita terpaut 3 tahun,, dia 3 tahun lebih tua dariku.. Ia tampan, supel,
pintar, dewasa, baik, bijaksana dan romantis.. Itulah yang membuatku merasa
menjadi gadis paling beruntung.. Satu paket dari banyaknya karakter positif
yang aku suka darinya adalah karena dia mengenakan kacamata.. Entah kenapa aku
lebih senang dengan pria berkacamata,, bisa jadi karena aku adalah fans
fanatiknya Afgan Syahreza yang menamakan diri sebagai Afganisme.. jadi secara
tidak langsung, sebenarnya aku menginginkan Afgan Syahreza yang menjadi partner
hidupku,, tapi karena itu adalah bagian dari hal mustahil,, so selain Afgan pun
tak jadi masalah, asalkan dia berkacamata.. Seperti pepatah ini “Tak Ada Rotan
Akarpun Jadi”,, heheeee,,, konyol memang,, tapi yaaa inilah aku.. Sii gadis
penyuka pria berkacamata.
* * *
Ting-ting-ting (tanda pesan masuk),, ponselku berdering pertanda ada pesan
masuk,, ternyata itu adalah pesan singkat dari sii beybbii,,, ku buka pesan
singkat itu dengan senyum yang tak pernah henti menghiasi bibir mungilku.
“Ayy,, kita ketemu jam 1 aja yaa,, di depan halte kampusku,, biar waktunya agak
lama’an,, nanti kita langsung jalan,, kamu yang pilih tempatnya,, terserah kamu
dehh mau ke mana.. miss U beeyy...” ^^
Setelah selesai membacanya,, tanpa pikir panjang aku langsung menekan tombol
replay di ponselku.
“Okkeii,, setelah sholat dzuhur aku langsung meluncur ke kampusmu,,, jangan
telat yaahh... miss U too,,” ^^
Haaaa,,, saat itu dunia serasa berhenti berputar,, seolah hanya ada aku dan
kamu yang menghuni bumi ini.. Tak ada makhluk lain,, hanya KITA.. ^^ aku jadi
tak sabar menunggu jarum jam menuju ke arah pukul satu.. Memang saat itulah
yang menjadi penantianku,, karena rindu yang dia rasakan sama manisnya dengan
rindu yang menggantung dalam sukmaku.. Kehadirannya memang mampu buatku lupa
akan cerita indah masa laluku bersama sang mantan yang belakangan ini telah
menjadi mantan yang paling berkarat di hatiku.. Sedikit demi sedikit aku mulai
berhasil meninggalkan bayangnya dalam masa laluku,, dan semua itu karena DIA,,
sii pria yang kini menjadi Super Heroku.. Dulu aku memang merasa teramat sulit
untuk tak memikirkan mantanku itu,, tapi syukurlah hal itu kini tak terjadi
lagi.. Aku berusaha relakan dia pupus bersama sang waktu,, karena ku pikir
telah ada sang Super Hero yang kini berperan mewarnai hari-hariku kembali..
* * *
Ketika jarum jam menunjukan pukul 12.30 WIB,, aku langsung bergegas menuju
lokasi yang telah dijanjikan.. sebelum berangkat pastinya aku telah menunaikan
sholat dzuhur terlebih dahulu, karena hal itu memang selalu di ajarkan bunda
kepadaku. Angkutan umum warna biru adalah tujuan terakhirku untuk segera sampai
ke kampusnya.. Tepat di pukul 13.07 WIB aku telah sampai di depan kampusnya.
“Kiri bang,, ucapku penuh semangat memberhentikan angkutan umum yang sedari
tadi ku tumpangi”..
Setelah aku selesai membayar dan mengambil kembalian,, aku langsung
memposisikan diriku untuk duduk di halte.. Dug-dug-dug,,, jantungku terasa
lebih kencang berdetak,, seperti ada sensasi halilintar di DUFAN imajiku... Aku
mencoba menormalkan kembali detak jantungku dengan cara menarik nafas panjang
sambil memegang dadaku dan mengebuskannya pelan-pelan,, berharap semoga hal ini
dapat membantu jantungku untuk berdetak dengan normal kembali.. Setelah dirasa
cukup baikan,, akupun bermaksud hendak mengiriminya pesan singkat untuk
menanyakan keberadaannya.. Bersamaan dengan aku mengambil ponsel di saku
celanaku,, tiba-tiba ponselku berdering tanda pesan masuk.. Hmmm,,, ternyata untuk
urusan pesan singkatpun kita sehati.. Dengan waktu yang hampir bersamaan,, kita
hendak menanyakan hal yang serupa.
“Ayy,, kamu udah nyampe mana?? Aku udah di kampus nii,, di sekret.. Hmmmpp,,
aku langsung ke halte ajah kali yah..”
Akupun langsung membalas pesannya:
“Aku udah di depan kampus kamu
beyy,, baru ajah nyampe.. yaudah kamu ke sini yaa,, aku nya sendirian nii...”
Tak lama waktu berselang,, tanpa kusadari wajah tampan dengan senyum khasnya
telah ku dapati,, wangi tubuhnya pun mulai tercium.. Kulihat Ia sedang berjalan
mendekat ke arahku sambil melambaikan tangan.
“Heyy ayy,, belum lama nunggu kan??,, tanyanya sambil mengelus kepalaku”
“Iya aku belum lama ko,, hanya baru beberapa menit, jawabku sambil melempar
senyum manisku ke arahnya”
Sejak saat itu,, kami mulai meluncur ke Alun-alun kota Serang,, tempat yang
asyik untuk santai bersama sang pujaan hati.. Setidaknya kami bisa bersenda
gurau, saling melempar senyum, saling memuji, saling melirik dengan malu, dan
di tengah candaan itu sesekali ia mencubit pipiku.. Tanpa harus ku bilang
bahagiapun sepertinya ia tahu bahwa aku sangat bahagia bersamaanya,, semua itu
mungkin dapat terlihat dari senyum yang tak pernah henti menghiasi bibir
mungilku dan dari bola mataku yang tak pernah jera dari binar.
“Oohh Tuhan,, jangan biarkan waktu ini berlalu begitu cepat,, saat ini aku
hanya sedang ingin menikmati kebersamaanku dengannya,, ucapku dalam hati”
Ketika aku sedang setengah terdiam,, dia memintaku memejamkan mata,, dimulai
setelah ia selesai menghitung hingga angka tiga.. Saat itu aku mulai merasa
penasaran, sebenarnya akan ada hal indah apa yang dilakukannya untukku.. Secara
diam-diam ternyata dia mencoba untuk membuatku semakin cinta dengan
kejutannya.. dari arah yang berlainan bisa didapati bahwa ada tiga pria yang
membawa 3 benda yang berbeda,, tiga pria itu adalah kurir dari toko boneka,
toko coklat dan toko bunga yang dari beberapa hari lalu telah dipesannya.
“Hmmpp,,, satu dua tiga... ayyoooo buka matamu ayy,, Surpriseeeeeeeeeeeeee,,
ucapnya sambil melebarkan tangannya bergaya ala pangeran di negri dongeng”
Dan ketika aku mulai membuka mata,, telah kudapati tiga benda lambang cinta
berada persis di depanku.. Lima batang coklat Catt Burry,, satu boneka Mickey
Mouse berukuran jumbo,, dan dua belas tangkai Bunga Mawar yang disatukan dalam
buket yang indah... Aku bisa langsung mengerti bahwa jumlah angka dari setiap
bendanya mewakili makna dari moment tak terlupakan 10 hari yang lalu. Lima
batang coklat Catt Burry menandakan tanggal jadian kami, sedangkan satu boneka
Mickey Mouse menandakan bulan jadian kami,, dan dua belas tangkai Bunga Mawar
menandakan tahun jadian kami.. 5 Januari 2012,, itulah moment indahku 10 hari
yang lalu bersamanya,, dan itu tak kan pernah terlupakan.
“iiiihhhh so sweet dehh,, aku suka ini,, makasih ya beeyy,, dapat ku pastikan
bahwa moment ini juga tak kan kulupakan,, ucapku dengan mata berbinar bahagia”.
“Sama-sama sayang,, aku juga senang melakukan ini untukmu,, ini sebagai bukti
betapa aku mencintaimu,, kamu adalah satu-satunya wanita yang kuharapkan untuk
mendampingiku sampai nanti Tuhan akan memanggilku,, aku sayang kamu,, ucapnya
sambil memegang tanganku dengan jari-jemarinya yang lembut”.
“Kamu bisa lihatkan betapa bahagianya aku saat ini,, itu tanda bahwa aku bersyukur
memiliki pria sepertimu,, aku juga sayang kamu beeyy,, seruku sambil balik
memegang tanganya dengan erat”..
* * *
Sore itu adalah sore bahagiaku,, hari terbahagia kedua setelah 10 hari yang
lalu, hari dimana dia memintaku menjadi kekasihnya.. Bedanya,, sabtu sore ini
waktu seolah berjalan dengan sangat cepat.. Beberapa jam yang terlewat hanya
terasa seperti beberapa menit.. Aku bahkan tak tahu,, kenapa jika kita sedang
menikmati kebersamaan dengan orang yang terkasih, waktu serasa tak berpihak.. Ia
berjalan dengan sangat cepat,, padahal kebersamaan itu masih dirasa kurang
cukup lama,, rindu yang terasa saja belum benar-benar terobati.. Sabtu sore ini
mungkin pertemuan kami cukuplah hanya hingga pukul 16.00 WIB,, bunda tidak
mengizinkanku pulang larut malam,, jadi aku lebih memilih untuk pulang sebelum
waktu magrib tiba.
Tepat pada pukul 16.00 WIB ia mengantarkanku pulang.. Ketika mengendarai sepeda
motor,, Ia benar-benar memperhatikan keselamatanku.. Ia mengendarai sepeda
motornya dengan kecepatan yang normal,, padahal berpacu dengan kecepatan tinggi
adalah hal yang biasa dilakukannya,, tapi kini hal itu tak dilakukannya.. Ia
mencoba melindungiku dengan caranya.. Aku termasuk anak yang polos,, untuk hal
melingkarkan lengan ke pinggangnya pun aku masih merasa malu. Tapi sepertinya
ia merasa risih,, ia takut akan terjadi apa-apa denganku,, memang tak ada yang
kujadika pegangan saat itu.. kemudian dengan sangat tiba-tiba,, ia menarik
kedua tanganku, mencoba menggapainya dan memposisikan lenganku melingkar di
pinggangnya.. Posisi tubuhku menjadi sangat dekat dengan punggungnya.. Mungkin
detak jantungku yang kini ritmenya mulai bertambahpun bisa dirasakan olehnya..
saat itu pula ia menoleh ke arahku dan mengatakan kalimat pendek yang bermakna
dalam,, “Aku Sayang Kamu”.. Tapi aku tak menjawabnya,, suara bising kendaraan
kujadikan alasan untuk berpura-pura tak mendengar ucapannya.. karena aku takut
ia dapat membaca kegugupanku..
Sesampainya di rumahku,, ia langsung pamit untuk pulang.. Tak menyempatkan
sedikit waktu pun untuk sekedar mengistirahatkan diri.. Sekitar pukul 17.30
WIB,, ia mengirimiku sebuah pesan singkat yang menyatakan bahwa dirinya telah
sampai di rumah tanpa kurang suatu apapun.. Inilah pesan singkatnya yang ia
kirim saat senja tiba..
“Ayy,, aku udah nyampe rumah nii,, makasih yaa atas sabtu terindahnya”..
* * *
Sejak saat itu,, haripun seolah berlalu dengan sangat lambat,, tak kudapati
sedikitpun kabar darinya.. tapi aku masih bisa untuk berpikir positif bahwa ia
memang sedang disibukan dengan tugas akhirnya (skripsi),, disamping itu aku
tahu bahwa dia memang sering menjadi pembicara di berbagai acara seminar.. Aku
mencoba untuk tak melemaprinya dengan pikiran-pikiran negatif,, karena
bagaimanapun juga aku telah berjanji pada diriku sendiri bahwa apaun
aktifitasnya, selagi itu membuatnya nyaman,, aku akan selalu mendukungnya..
Tapi entahlah,, beberapa hari belakangan ini aku merasa ia menjadi amat
berbeda,, bahkan komunikasi itu nyatanya telah benar-benar putus,, nomor
ponselnya tak pernah aktif.. Aku teramat kesulitan untuk mengetahui kabarnya,,
bahkan sejak saat itu,, akun facebooknya sama sekali tak terlihah ada
aktifitas. Aku mulai merasa bahwa ia memang sengaja menghindariku.. Jika memang
ia,, sebenarnya apa yang menjadi alasannya untuk melakukan itu,, padahal
sebelumnya ia masih bersikap sangat manis kepadaku,, bahkan ia berani membuat
kejutan yang ia susun selama satu minggu lamanya.
Jutaan detik,, ribuan menit,, ratusan jam dan puluhan hari telah berlalu.. tak
terasa ini adalah hari kesebelas ia menghilang dariku tanpa kabar.. Tapi aku
tak pernah henti untuk mencoba menghubunginya via sms dan telfon.. Namun
sepertinya itu teramat sia-sia,, lagi-lagi yang kudapati hanya suara operator
yang menyatakan bahwa nomornya sedang tidak aktif dan berada diluar jangkauan..
Aku mulai tak mengerti dengan semua yang terjadi saat ini,, apakah memang dia
sengaja mengganti nomor ponselnya dengan nomor yang baru?? lantas apa artinya
kejutan yang ia buat beberapa hari yang lalu,, jika pada akhirnya ia melukaiku
dengan cara seperti ini.
Aku mulai dilanda ketakutan yang tak berujung,, aku takut moment menyakitkan
tiga setengah tahun silam, semasa aku duduk di bangku SMA terulang kembali
dalam fase hidupku.. saat dimana aku diperlakukan dengan cara yang serupa
dengan ini,, aku ditinggal pergi oleh pria yang ku sayangi dengan cara yang
menurutku teramat bodoh. Cara yang menunjukan sisi ketidakjantanananya,,
padahal,, bukankah ada banyak cara yang jauh lebih baik dari ini.
Saat itu aku mulai tak kuasa untuk menahan air mata,, perlahan mataku menjadi
sayu dan tak lagi berbinar.. Aku harus menelan semua ini sendiri dan menerima
kenyataan pahit kembali.
Kenapa harus kau ciptakan senyum termanis,, jika pada akhirnya kau buatku
menangis.. Kenapa kau buat mataku berbinar bahagia,, jika pada akhirnya kau
buat mataku nanar karna air mata.... Aku tak pernah menginginkan hal ini
terjadi,, Peristiwa tiga setengah tahun silam yang paling aku benci ternyata
harus kembali terulang dengan orang yang berbeda.
Tak seorangpun tahu kalau saat ini aku sedang terluka,, aku memang memilih
untuk tidak menceritakannya pada siapapun, termasuk keluarga dan
sahabat-sahabatku.. Aku memilih untuk tetap terlihat tegar di depan mereka,,
tawa dan senyum indahku adalah hal yang biasa aku tunjukan untuk menutupi
lukaku.. Aku tak ingin ketika air mata ini jatuh mereka menjadi teramat
mengkhawatirkanku. Biarlah kusimpan semuanya sendiri,, biarlah aku mencoba
mengibur diriku sendiri,, biarlah aku menguatkan diriku sendiri dan biarlah aku
memulihkan hatiku kembali dengan caraku sendiri.. Aku tak ingin melibatkan
siapapun untuk dukaku ini.
Luka,, !!!! yaaa aku memang merasa terluka dengan semua ini.
Kenapa harus ada ucapan sayang bila akhirnya kamu menyia-nyiakan aku... Bahkan
hingga detik ini aku masih bertanya-tanya,, apa salahku??? Kenapa dengan
tiba-tiba kamu menghilang dan pergi tanpa kabar,,, sungguh aku tak mengerti
dengan ini. Jika setiap yang terjadi harus ku artikan,,, maka untuk yang ini,,
aku belum bisa mengartikannya.
Mungkin jika masa itu tak pernah ada,, barangkali aku tak perlu repot untuk
mencari jawaban dari pertanyaanku.
Jika dulu aku tahu bahwa semuanya akan menjadi seperti ini,, aku akan lebih
memilih di tanggal 5 Januari kemaren tidak pernah ada momen spesial,, tidak
pernah ada ucapan sayang dan tidak pernah ada permintaan untuk menjadikanku
kekasihmu.
Kenapa semua ini terjadi secara tiba-tiba,, sabtu siang di pertemuan pertama
setelah menjadi kekasih, kita masih baik-baik saja,, kamu masih
memperhatikanku,, masih tersenyum bersama,, masih bersenda gurau bersama,,
masih minum bersama,, masih duduk bersebelahan,, masih mencoba membuat cintaku
semakin besar dengan kejutan itu,, bahkan kamu masih sempat memegang tangganku
dan mengantarkanku pulang.. setelah itu kamu pun masih sempat mengirimiku pesan
singkat untuk bilang bahwa kamu telah sampai di rumah.
Yang aku sedihkan,, ternyata itu adalah pesan singkat terakhirmu untukku.. kau
MENGHILANG dan tak izinkan aku untuk tahu alasannya... Tahukah kamu,,, tak
pernah terlewat seharipun untuk aku mencoba menghubungi nomor ponselmu,, tapi
ternyata semuanya sia-sia,,, tak kudapati sedikit kabar darimu.
APA SALAHKU??????
Jika kamu memang tak sayang lagi,,, aku malah lebih ingin kamu langsung katakan
itu ke aku,, bukan dengan cara konyol seperti ini... kamu cukup dewasa,,
bijaksana dan lembut,, itu yang aku suka darimu.. tapi kenapa untuk yang ini
kamu tidak bisa melakukannya dengan caramu yang bijaksana.
Jujur,, sampai detik ini aku masih sayang,, aku masih berharap bahwa ada
masanya nanti kamu akan menghubungiku kembali dan memberi kabar,,, aku bahkan
berharap bahwa kamu menghilang ini bukan untuk sengaja melukaiku,, tapi karena
kamu sedang berusaha untuk membuatku tersenyum dengan kejutan yang kamu buat
seperti 11 hari yang lalu.
Jika bagimu merindukanku adalah hal
yang berat, harusnya kamu belajar dari caraku merindukanmu.. Kau adalah mentari
yang hangatkan pagiku, dan bulan yang terangi malamku.
Tak bosan aku menyebutmu dalam do’aku,, mencoba mengetuk hati sang pencipta
surya agar berbaik hati mengirimkanmu lagi untukku.
Tak perlu kamu tahu berapa banyak air mata yang membasahi bantal saat khayalku
terbawa dalam kenangan tentangmu,, dan aku pun tak ingin kamu ikut sedih ketika
tahu betapa dinginnya hari-hariku tanpa senyummu.
Entahlah,,,,, sepertinya memang hati dan pikiranku harus bekerja keras untuk
melupakanmu dan membuang jauh bayangmu hingga langit ke tujuh.
Aku memang menyadari bahwa kehidupan ini terkadang mengharuskan kita menerima
apa yang tidak kita harapkan dan tidak mendapatkan apa yang kita harapkan..
Maka aku akan tetap berusaha untuk meyakinkan diriku sendiri bahwa aku harus
tetap ikhlas untuk menerima apa adanya.
Terimakasih,, karena kamu sempat berperan mewarnai hari-hariku meskipun dengan
waktu yang teramat singkat... Ku coba untuk tegaskan pada diriku sendiri bahwa “ketika
kita berencana maka biarkanlah Tuhan yang menjadi penghapusnya dan
menggantikannya dengan yang lebih baik”.